Breaking News

TRADISI NAIK JURONK TINGGI DI BALAI AGUNG KEPATIHAN JAGA PATI

Ketapang, Mitramabesnews.id - Hari Rabu, 8 Oktober 2025, menjadi hari yang istimewa. Di Balai Agung Kepatihan Jaga Pati, kita bersama-sama melaksanakan tradisi sakral Naik Jurongk Tinggi. 

Bagi saya, ini bukan sekadar ritual adat, tetapi simbol persatuan, ungkapan syukur atas panen padi, dan bentuk nyata pelestarian warisan budaya leluhur Dayak.

Saya percaya, adat dan budaya adalah jati diri kita. Kalau adat dan budaya hilang, maka hilang pula jati diri kita sebagai bangsa. Karena itu, saya mengajak semua masyarakat untuk terus menumbuhkan rasa bangga terhadap tradisi dan kearifan lokal.

“Jurongk” yang berarti lumbung padi, mengajarkan kepada kita makna syukur, kebersamaan, sekaligus lambang kemakmuran dan ketahanan pangan. Semangat kemandirian pangan yang diwariskan leluhur Dayak ini sejalan dengan program ketahanan pangan nasional.

Sebagai Patih Jagapati, saya menyadari tanggung jawab besar untuk menjaga dan menegakkan adat sekaligus mengayomi seluruh suku bangsa yang ada di Ketapang. Saya bukan hanya menjaga adat Dayak, tetapi juga mengayomi Melayu, Jawa, Madura, Bugis, Tionghoa, dan semua yang hidup di Ketapang. Kita semua punya ruang yang sama untuk tumbuh dan berkembang di rumah besar kita, Ketapang.

Tradisi Naik Jurongk Tinggi ini adalah pesan leluhur: jangan pernah melupakan akar, jangan meninggalkan budaya, dan selalu pelihara kebersamaan. Inilah semangat yang akan terus saya jaga dan wariskan untuk masa depan Ketapang.

Acara sakral ini turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan, Anggota DPR RI Drs. Cornelis, M.H., Bupati Sukamara H. Masduki, Wakil Bupati Sanggau Susana Harpena, serta unsur Forkopimda. Hadir pula Wakil Ketua I DPRD bersama Anggota DPRD Ketapang, pemuka agama, tokoh masyarakat, ketua-ketua etnis dan paguyuban yang ada di Kabupaten Ketapang.

Prosesi utama ditandai dengan naiknya para tokoh adat dan pejabat ke atas jurongk sambil membawa ambong berisi padi untuk disimpan di lumbung, sebagai simbol rasa syukur dan doa untuk keberkahan. 

Prosesi diawali oleh saya selaku Bupati Ketapang, kemudian dilanjutkan oleh Wakil Gubernur, Anggota DPR RI, Ketua DAD Provinsi, Bupati Sukamara, Wakil Bupati Sanggau, serta tokoh masyarakat lainnya.

Rangkaian kegiatan juga semakin meriah dengan penyambutan adat, tarian tradisional, atraksi pencak silat, sambutan Saya Patih Jaga Pati, musyawarah adat, hingga makan beradat bersama. Naik Jurongk tidak hanya menjadi wujud syukur kepada Duata (Tuhan) Alam Perimbangan Tanah Arai, tetapi juga menjadi perekat sosial yang memperkuat nilai gotong royong, kekeluargaan, solidaritas, dan persatuan masyarakat Dayak. (Thomas) 
© Copyright 2022 - Mitra Mabes News